Search

FREEBITCOIN
VSI Network Indonesia pasang iklan anda disini pasang iklan anda disini

Jumat, 23 September 2011

Pencemaran Lingkungan Udara


Pengertian Pencemaran Lingkungan
            Didalam undang-undang RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
            Menurut Chandra (2006 : 6)
“Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ketingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. “

            Jadi lingkungan hidup yang tercemar bisa didefinisikan apabila lingkungan hidup tersebut tidak dapat berfungsi sesuai peruntukan yang sebenarnya karena adanya komponen lain yang bisa mengubah tatanan lingkungan, dan dapat mempengaruhi kehidupan,baik kehidupan manusia maupun kehidupan makhluk hidup lainnya.
Pengertian Pencemaran Udara
            Pengertian pencemaran udara, diantaranya sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen lain ke udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan uadar ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
            Menurut Wardhana (2001 : 27)
            Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) uadar dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam uadar dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara telah dikatakan tercemar! Kenyamanan hidup terganggu!”

            Menurut Soedomo (2001 : 3)
            “Pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut; juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat dekomposisiataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.

Dari beberapa pengertian tentang pencemaran udara di atas, dapat disimpulkan bahwa pencemaran udara terjadi akibat terdapatnya zat pencemar di dalam udara, yang bisa merubah komposisi udara yang berasal dari akibat aktivitas manusia maupun aktivitas alam. Adapun komposisi udara bersih dan kering adalah terdiri dari beberapa susunan yang tertera pada tabel II.1 sebagai berikut :


Tabel II.1
Susunan udara bersih dan kering

Unsur
% volume
Kandungan ppm
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbondiksida
Neon
Helium
Krepton
Xenon
Nitrogen oksida
Hydrogen
Metana
Nitrogendioksida
Ozone
Belerangdioksida
Karbon monoksida
Amonia
78,09
20,94
0,93
0,0318
0,0018
0,00052
0,0001
0,000008
0,000025
0,00005
0,00015
0,0000001
0,000002
0,00000002
0,00001
0,000001
780.900
209.400
9.300
318
18
5,2
1
0,008
0,25
0,5
1,5
0,001
0,02
0,0002
0,1
0,01
Sumber : Wardhana (2001 : 181) 

Klasifikasi Bahan Pencemar
            Ada bebarapa klasifikasi bahan pencemar udara, yaitu :
  • Klasifikasi Berdasarkan Asalnya
1.      Bahan pencemar primer
Yaitu bahan pencemar yang berada di udara dalam bentuk seperti pada saat dikeluarkan dari sumbernya, seperti : CO, SOx, dan NOx
2.      Bahan pencemar sekunder
Yaitu bahan pencemar yang yang berada di udara sebagai hasil reaksi dari bahan-bahan pencemar primer, baik dengan maupun tanpa bantuan sinar matahari, seperti : Ozon (O3), dan Peroxy Acetyl Nitrate (PAN).
 
  • Klasifikasi berdasarkan lamanya waktu tinggal di udara
1.      Bahan pencemar tahan lama
Yaitu bahan pencemar yang bisa bertahan lama di udara, seperti karbon monoksida (CO) yang bisa bertahan di udara antara 2-7 tahun di udara
2.      Bahan pencemar berumur pendek
Yaitu bahan pencemar yang hanya bisa bertahan tinggal di udara dalam waktu yang relatif singkat, contohnya : Sulfur Dioksida yang hanya bisa bertahan di udara hanya beberapa hari saja.
  • Klasifikasi Berdasarkan Bentuknya
1.      Gas
Yaitu uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair, karena dipanasi atau karena menguap sendiri, contoh : CO2, CO, NOx.
2.      Aerosol
Yaitu suspensi udara yang bersifat padat (debu) atau cair (kabut, asap, dan uap).
a.       Debu adalah hasil penghancuran benda organik maupun mineral yang sifatnya tidak merekat, dengan ukuran sekitar 20 mikron.
b.      Kabut adalah partikel hasil dari kondensasi gas, dengan ukuran sekitar 1 mikron.
c.       Asap adalah partikel karbon (C) yang terbang di udara dengan ukuran sekitar 1 mikron.
d.      Uap adalah partikel padat yang dihasilkan oleh proses kondensasi gas yang mempunyai sifat merekat dan dapat bersenyawa satu sama lain.

Sumber Pencemaran Udara
            Sumber pencemaran udara dapat dikelompokan menjadi sebagai berikut :
  • Sumber alami (natural)
Berasal dari kegiatan atau aktivitas alamiah yang bisa menyebabkan pencemaran terhadap udara, seperti : akibat kegiatan letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, kegiatan mikroorganisme, dan lain sebagainya.
  • Sumber buatan manusia (antropogenik)
Secara kuantitatif pencemaran dari buatan manusia ini jauh lebih besar. Untuk kategori ini sumber-sumber pencemaran dibagi dalam pencemaran akibat aktivitas transportasi, industri, dari persampahan, baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tangga
1.      Akibat aktivitas transportasi
Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang sangat berpengaruh adalah akibat kendaraan bermotor di darat. Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yaitu dengan dihasilkannya gas CO, NOx, hidrokarbon, SO2, Tetra Ethyl Lead (TEL)
2.      Industri
Pencemaran udara oleh industri sangat tergantung dari jenis industri dan prosesnya. Emisi dari industri selain akibat prosesnya juga diperhitungkan pencemaran udara dari peralatan yang digunakan (utilitas).
3.      Pembakaran sampah
Merupakan kegiatan ketiga yang dideteksi mempunyai peranan besar dalam pencemaran udara. Hal penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara oleh sampah adalah emisi partikulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi dari proses dekomposisiyang perlu diperhatikan adalah emisi HC dalam bentuk gas metana.
4.      Kegiatan rumah tangga
Kegiatan rumah tangga mengemisikan pencemar udara yaitu dari proses pembakaran untuk keperluan pengolahan makanan. Parameter yang dilepaskan identik dengan kendaraan bermotor kecuali Pb.
(Soedomo, 2001 : 4-5).
Adapun menurut Achmadi (1983 : 16) pencemaran udara yang bersumber dari buatan manusia adalah :
a.       Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri, kendaraan bermotor dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas-gas (CO dan NO).
b.      Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda, semen, keramik, aspal. Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap, dan gas-gas.
c.       Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral dan logam. Bahan pencemar yang dihasilkannya terutama adalah debu.
d.      Proses pengolahan dan pemanasan, seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan, penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu dan bau.
e.       Pembuangan limbah, baik limbah industry maupun limbah rumah tangga.pencemarannya terutama dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang terutama adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
f.       Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses pengolahan mineral, pembuatan kertas dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
g.      Proses pembangunan, seperti pembangunan  gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
h.      Proses percobaan atom dan nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan debu radioaktif.
Peningkatan bahan pencemar atau polutan di udara sejalan dengan pertambahan penggunan bahan bakar fosil, seperti batu bara, bensin, minyak tanah dan solar. Peningkatan pembakaran bahan fosil akan diikuti oleh peningktan kadar berbagai polutan di udara. Pada tabel II.2 dapat dilihat variasi jumlah polutan yang dihasilkan oleh berbagai bahan bakar.

Tabel. II.2
Variasi jumlah polutan yang dihasilkan pada penggunaan berbagai bahan bakar
Gas
g/Kg Batubara
g/Kg Bensin
g/Kg Gas alam
g/Kg sampah kota
g/lt myk tanah
g/lt solar
CO2
CO
NO
SO2
2950
0,05-22
3,5-9
17
3150
0,05-0,2
4-12
18
2750
0,07
3-7
0,01
1000
0,3
0,2-1
0,4-0,9
2000
240
18
9
2300
60
100
40
 Sumber : Bowen 1979; dalam Burhan (1997 : 13)
            Dari tabel di atas jelas dari sektor transportasi yang memiliki sumbangan terbesar dalam pencemaran udara. Perkiraan prosentasi bahan pencemar udara dari sektor transportasi di Indonesia bisa dilihat pada tabel II.3 di bawah ini :
Tabel II.3
Perkiraan prosentasi komponen pencemar udara dari sumber pencemar
Transportasi di Indonesia

Komponen Pencemar
Prosentase
CO
NOx
Sox
HC
Partikel
70,50 %
8,89 %
0,88 %
18,34 %
1,33 %
Total
100 %
Sumber : Wardhana (2001 : 33)

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pencemaran
(Chandra, 2006 : 77-78)
Pencemaran udara yang terjadi di muka bumi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor meteorologi dan iklim serta faktor topografi.
  1. Meteorologi dan iklim
 Variabel yang termasuk di dalam faktor meteorology dam iklim, antara lain :
a.       Temperatur
Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industry dapat menimbulkan temperature inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap dan tidak dapat keluar dari kawasan tersebut dan cendrung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga konsentrasi polutan di kawasan tersebut semakin lama semakin tinggi.
b.      Arah dan kecepatan angin
Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan dapat mencemari udara lain. Dan sebaliknya, apabila kecepatan angin lemah, polutan akan menumpuk di tempat dan mencemari udara tempat pemukiman yang terdapat di sekitar lokasi pencemaran tersebut.
c.       Hujan
Air hujan, sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutanyang terdapat dalam udara.
  1. Topografi
 Variabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain :
a.       Dataran rendah
Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru dan dapat melewati batas negara dan mencemari negara lain.


b.      Pegunungan
Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan bumi.
c.       Lembah
Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi.
            Tabel II.4 memperlihatkan efek unsur-unsur iklim dan topografi terhadap pencemaran udara.
Tabel II.4
Efek unsur iklim dan topografi terhadap pencemaran udara
Karakteristik
Efek
Hujan

Kelembaban

Sinar matahari




Angin


Tekanan udara


Pegunungan dan perbukitan


Lembah

Membersihkan udara

Melarutkan beberapa jenis polutan

Membantu pembentukan fotochemical smog, tapi dapat mengurangi smog dari industri dengan menurunnya pembakaran bahan bakar untuk memanaskan ruangan

Mengurangi polutan dekat sumber emisi tetapi dapat membawa polutan ke tempat yang lain

Tekanan udara yang tinggi dapat menahan polutan pada suatu daerah

Pada daerah depresi, penyebaran polutan akan dihalangi akibat penurunann kecepatan angin

Mengurung polutan
Sumber : Miller, 1982 ; dalam Burhan, 1997 : 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...