Desa Hua Xi “Desa No. 1 Didunia”
Cukup menarik untuk diperhatikan bersama, dimana Desa Hua Xi, yang
terletak di propinsi Jiang Shu, di tahun 1961 merupakan satu desa kecil,
hanya 380 keluarga, 1520 orang, dan sangat terbelakang, dibawah
pimpinan sekretaris Partai, Wu Renbao akhirnya sekarang menjadi satu
desa termaju diseluruh Tiongkok, dengan penduduk lebih dari 30 ribu dan
areal lebih dari 30 Km. Berhasil menggabungkan 16 desa disekitarnya,
setiap keluarga tidak hanya mempunyai rumah berbentuk vila 400 – 600 m²,
tapi juga ada mobil sedan bahkan ada yang sampai 3.
Di tahun 2005 Desa Hua Xi berhasil mencapai penjualan produksi senilai
lebih 30 milyar Yan. Mereka membangun Pagoda, tugu-emas, danau,
taman-internasional dan taman Petani, bahkan membangun proyek tamasya
dengan 80 pemandangan alam yang indah. Selama ini telah melayani
tamu-tamu dari lebih 120 negara dan daerah. Setiap tahunnya bisa
menerima 1 juta orang yang ingin melihat keberhasilan desa Hua Xi.
Bagaimana proses perkembangan desa Hua Xi bisa begitu heibat sehingga
mendapatkan julukan “Desa No. 1 didunia”? Disamping itu, berturut-turut
Desa Hua Xi juga mendapatkan julukan “Basis Organisasi Partai termaju”,
“Model Dewan Petani Tiongkok”, “Pedesaan Tiongkok yang Berkebudayaan”,
“Model Tipikal Kebudayaan Tiongkok”, “Kesatuan Maju Pekerjaan
Ideologi-Politik Usaha Industri Pedesaan Tiongok”, “Industi Termaju Dari
Perindutrian Pedesaan Tiongkok”, “Taman Industri Dari Teknologi
Perindustrian Pedesaan Tiongkok”, … dsb. Benar-benar tidak salah Desa
Hua Xi mendapatkan kehormatan sebagai “Desa No.1 Didunia” dari berbagai
kalangan masyarakat Dalam dan luar negeri!
Perumahan bentuk Vila untuk petani di Desa Hua Xi
Dari beberapa tulisan (bahasa Tionghoa) yang bisa saya ikuti, patut
diperhatikan cara memimpin Wu Renbao, sekretaris Partai di desa Hua Xi
ini, sekalipun kelahiran petani biasa dan tidak berpendidikan tinggi.
Semboyan yang dia ajukan: “Kebahagiaan dinikmati massa, Kesulitan
dipikul pejabat”. Dan, prinsip yang dijalankan didesa Hua Xi, “maju dan
makmur bersama”. Bukan sebagaimana prinsip Deng, “memperkenankan
sementara orang kaya lebih dahulu”. Begitulah Pak Wu ini membawa
penduduk desa Hua Xi maju makmur sampai sekarang ini. Seorang pengunjung
dari Amerika menyatakan, Pak Wu seperti Lee Kuan Yao di Singapore.
Ini mobil-mobil yang dibagikan untuk setiap petani didesa Hua Xi.
Perkembangan pesat baru terjadi setelah awal tahun 80, pada saat politik
“Membubarkan Komune Rakyat” mulai dijalankan dengan memperkenankan
setiap Desa berinisiatif melancarkan usaha sendiri sesuai dengan kondisi
masing-masing dan kebutuhan pasar. Jadi, setelah didesa-desa
diperkenankan menggunakan tanahnya untuk berproduksi yang dikehendaki
sesusai kebutuhan pasar. Jadi, setelah Pemerintah pusat menerima
keunggulan ekonomi-pasar dari system kapitalis. Tidak lagi sepenuhnya
menjalankan segalanya harus direncana oleh Pemerintah pusat, sedang
daerah, desa-desa bertanam atau berproduksi sesuai pembagian tugas yang
ditentukan Pemerintah Pusat. Salah satu kesalahan prinsip system
sosialisme yang segalanya diatur/dikendalikan secara sentral, dan mudah
terjerumus kekesalahan manusia yang subjective atau hanyut oleh
kepentingan pribadi.
Lebih lanjut, desa Hua Xi setelah berhasil meningkatkan produksi
pertanian dengan mekanisasi, mereka benar-benar mengembangkan usaha
industry di-desanya, membangun pabrik baja dan pipa-baja. Usaha menjadi
lebih besar setelah Wu Renbao menggabungkan beberapa desa disekitarnya,
menambah jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk industry. Sehingga
hasil produksi baja setahunnya mencapai 2,2 juta ton, sedang pipa-pipa
berbagai jenis untuk sepeda, sepeda-motor dan perabot rumah-tangga,
hampir 300 ribu ton/tahun. Dari hasil produksi desa Hua Xi sudah ada
yang eksport ke AS, Canada, Eropah, Australia dan bebrapa Negara
Asia-tenggara.
Desa Hua Xi telah menjadi kaya tidak berarti apa-apa seandainya seluruh
Tiongkok tidak menjadi kaya. Itulah sebab, di tahun 2001, Desa Hua Xi
memperluas wilayah dengan menggabungkan 16 desa disekitar menjadi satu
pengurusan Desa Hua Xi untuk maju bersama. Dermikianlah sekarang ini
desa Hua Xi menjadi besar dan lebih makmur lagi dengan bertambahnya
tenaga kerja. Lengkap dengan produksi bahan pangan, buah-buahan, pohon,
peternakan dan perikanan, …
Di tahun 2010 ini, mereka menyambut peringatan 50 tahun pembangunan desa
Hua Xi, dengan hasil produksi senilai 50 Milyar untuk kebahagiaan
dengan memperkaya 50 ribu orang. Mewujutkan perkembangan yang serasi
antara ekonomi, penduduk, sumber-alam dan lingkungan, lebih lanjut
mempertahankan “Desa No. 1 Didunia” dengan meningkatkan kebudayaan,
keserasian dan harmonis.
Penduduk desa Hua Xi menyatakan, keberhasilan desa Hua Xi menjadi begitu
makmur, tidak terlepas dari kepemimpinan Wu Renbao. Itulah sebab mereka
tidak hendak pimpinan diganti orang lain, sejak tahinm 1961, desa Hua
Xi dipimpin oleh Wu Renbao. Dan karena pak Wu sudah lanjut usia,
beberapa tahun yl. Berkeras mengundurkan diri, tapi yang diangkat
sebagai penggantinya adalah putra ke-4nya. Menunjukkan kesadaran petani
masih feodal, menganggap keberhasilan membawa kehidupan makmur, terutama
ditentukan oleh seorang pemimpin, pribadi orangnya. Bukan bersandar
pada sistemnya.
Bagaimana Wu Renbao mengatur pembagian hasil-kerja di Desa Hua Xi?
Prinsip “mendapatkan sesuai dengan hasil kerja”, “kerja makin keras
mendapatkan makin banyak” berusaha dipegang dan dilaksanakan. Keuntungan
20% untuk Grop Hua Xi yang melancarkan usaha, 80% digunakan untuk
usaha; Dari 80% yang digunakan untuk Usaha itu, 10% untuk bonus
pemborong; 30% untuk bonus manager dan teknisi; 30% untuk bonus
pegawai/buruh; 30% akumulasi modal untuk mengembangkan usaha.
Mereka mengeluarkan semboyan: “Pembagian lebih sedikit, akumulasi modal
lebih besar, mencatatkan saham lebih besar”. Pelaksanaannya? Bonus yang
seharusnya jatuh ketangan pribadi pemborong, buruh/pegawai, kenyataan
hanya 20% yang diuangkan dan diterima orang bersangkutan, selebihnya 80%
dicatatkan sebagai pembelian saham perusahaan Hua Xi Grops. Jadi
sekarang ini saham perusahaan Hua Xi Grop telah lebih 70% menjadi
hak-milik kolektif dan kurang dari 30% saham milik Komune Hua Xi semula.
Bagaimana pula dengan kehidupan Petani/Buruh didesa Hua Xi? Praktis
mereka tidak ada hari libur, Sabtu dan Minggu tetap bekerja. Setahun
hanya 2 hari libur Tahun Baru Imlek. Jadi mereka, penduduk yang datang
dari luar harus lebih dahulu ajukan permohonan pada Kepala Barisan
Produksi untuk pulang kampung. Sedang bagi orang yang hendak keluarkan
uang simpanan yang dalam bentuk saham itu, juga harus lebih dahulu
mengajukan permohonan pada Dewan Desa. Dengan demikian, setiap penduduk
desa Hua Xi, sudah ada uang simpanan setidaknya 1 juta Yan. Pembangunan
perumahan bentuk vila dan pembelian mobil sedan yang dibagikan pada
setiap penduduk desa itu diambil dari simpanan saham yang terkumpulkan.
Jaminan social juga cukup baik untuk setiap penduduk desa, artinya,
masalah pengobatan, sekolah anak-anak dari Taman kanak-kanan sampai
Universitas ditanggung Dewan Desa, juga perawatan orang-tua ditanggung
sepenuhnya oleh Dewan Desa.
Yang rada aneh, Dewan Desa Hua Xi membuat ketentuan, seandainya ada
dpenduduk Hua Xi ingin keluar menginggalkan desa Hua Xi, saham yang
masih tersimpan, rumah dan mobil menjadi hak-milik Desa. Artinya,
rumah-mobil bukan hak milik mereka masing-masing, cumin hak guna saja,
sedang pencatatan saham yang didapat juga bukan milik pribadi petani.
Tapi, tetap hak milik Komune Rakyat. Akhirnya mereka dipatok mati
di-Desa Hua Xi untuk tetap bias menikmati hasil kerja selama hidupnya
sungguh menakjubkan bukan? bangunannya saja sudah seperti kota-kota besar, wah wah wahhh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar