PANDUAN FOGGING & SPRAYING
Upaya pengendalian serangga sebagai vektor penyakit terutama lalat dan nyamuk dapat dilakukan dengan menghilangkan tempat (habitat) sebagai sarang dan perlindungan lingkungan manusia dengan mencegah keberadaan vektor.
Upaya dan tindakan pencegahan serta pengendalian vektor bertujuan menekan populasi dan kepadatan vektor sampai batas yang tidak merugikan dan membahayakan kesehatan manusia yang bertujuan memutus mata rantai penularan agent penyakit.
Pengendalian vektor penyakit dengan bahan kimia menggunakan insektisida harus dilengkapi dengan peralatan aplikasi. Banyak cara yang dapat digunakan dalam aplikasi antara lain pengasapan (Fogging) dan penyemprotan (Spraying).
Upaya pengendalian ini sangat cocok dilaksanakan dalam kondisi :
1. Penanggulangan outbreak / wabah / Kejadian Luar Biasa (KLB) dimana peran vektor dalam menularkan bibit penyakit dapat diputus pada setiap fase hidup vektor
2. Terhadap vektor / serangga sasaran pengendalian sesuai kesukaan menggigit dan tempat menggigit (feeding)
3. Pada beberapa daerah pedesaan dan kota yang belum memiliki tata ruang (landscape) yang baik untuk mencegah keberadaan vektor.
4. Penggunaan larvasida yang menimbulkan kekhawatiran pencemaran konsumsi air bersih.
5. Pengendalian juga memberi gambaran upaya bermakna dalam membatasi dan menekan populasi, pergerakan dan distribusi vektor serta pola penularan penyakit berdasarkan prinsip-prinsip epidemiologis.
Pada panduan ini menjelaskan beberapa prinsip tentang :
1. Pengasapan (Fogging)
· Sistem Dingin (Cold System)
Sistem ini biasanya menggunakan alat aplikator Ultra Low Volume (ULV) berupa aerosol dingin yang disemprotkan dengan batuan kendaraan khusus sebagai space spraying yang menggunakan racun insektisida yang relatif lebih sedikit pada areal yang lebih luas.
Kondisi ini sangat cocok pada luar ruangan (outdoor) dengan cakupan areal ± 40 sampai dengan 50 hektar dengan jangkauan jarak pengasapan dan penyemprotan sampai dengan 100 meter dengan waktu operasional setiap siklusnya mencapai 3 jam.
· Sistem panas (Thermal System)
Sistem panas merupakan cara aplikasi insektisida bersama peralatannya menghasilkan panas yang keluar bersama asap/fog dari mesin aplikator dari pemecahan larutan insektisida yang disemburkan udara panas dari cerobong/knalpot hasil pembakaran dari mesin aplikator. Asap yang keluar dan kontak dengan udara serta bidang pengasapan terhadap vektor sasaran setelah dikontakan dengan efek sasaran akan lemah, jatuh dan mati (Knock Down Effect).
Penggunaan sistem ini sangat cocok di dalam ruangan (Indoor) karena efektifitasnya tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan cuaca seperti suhu, panas dan kecepatan angin yang ekstrim.
Pengasapan dapat dilakukan dengan mesin aplikator/mesin fogging dengan merek yang beragam, antara lain Swingfog SN 11, SN 50, Pulsfog, Dynafog, Jetfog dan Superfogger.
Insektisida yang umum digunakan adalah Malathion dalam larutan yang diencerkan sebanyak 4- 5 % Pelarut (Solar ataupun Minyak Tanah). Malathion murni Technical Grade Insecticides (TGI) dengan Dosis murni 438 gr sama dengan 500 ml setiap hektar dengan cara sebagai berikut :
Insektisida yang umum digunakan adalah Malathion dalam larutan yang diencerkan sebanyak 4- 5 % Pelarut (Solar ataupun Minyak Tanah).
Kabut (fog) ataupun asap yang mengandung percikan aerosol dengan ukuran berkisar 0,1 – 50 micron harus mengenai serangga (vektor) atau nyamuk sasaran yaitu tubuh nyamuk, dengan demikian fog yang diaplikasikan harus merata disemua areal/bidang fogging.
PRINSIP APLIKASI FOGGING
Diperlukan tim atau tenaga khusus yang bertanggung jawab dan mengetahui aspek perencanaan dan teknis operasional fogging.
Fogging dilaksanakan dalam pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) :
1. Fogging Focus
Merupakan kegiatan pengendalian nyamuk Aedes aegypti pada areal Kasus DBD dalam radius ± 100 m dari titik kasus (Rumah Penderita) dengan 2 kali siklus fogging antara ( 7 – 14 hari) biasanya diikuti dengan abatisasi.
2. Fogging Massal
Merupakan fogging yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pengendalian lainnya yaitu Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan Gerakan menguras, menutup, dan menimbun (3M plus). Fogging untuk nyamuk Anopheles dilakukan pada kasus Malaria yang tinggi dengan sasaran adalah rumah-rumah dalam areal tertentu.
1. Indikasi Daerah Pengasapan
- Adanya kasus/penderita terutama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang shock ataupun meninggal
- Jumlah kasus meningkat dalam periode waktu tertentu
2. Waktu Pengasapan
Waktu yang baik dilakukan pengasapan untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus adalah :
§ Pagi hari antara jam 06.00 sampai jam 11.00
§ Sore hari antara jam 16.00 sampai matahari terbenam.
Pengasapan harus memperhatikan keadaan sebagai berikut :
§ Jangan dilakukan pengasapan saat angin berhembus dengan kencang
§ Jangan dilakukan pengasapan saat akan turun hujan
§ Jangan dilakukan pengasapan saat Suhu udara tinggi (kondisi panas terik).
3. Persiapan Pengasapan
§ Pemetaan Wilayah operasional Fogging (Denah dan Alur Transportasi)
§ Penentuan Jadwal Pengasapan Siklus I maupun Siklus II
§ Persiapan Petugas, Peralatan dan Bahan Pengasapan
§ Penentuan Formulasi dan Konsentrasi serta besarnya Nozzle mesin aplikator
§ Persiapan Rumah-rumah (Pintu dan Jendela dibuka terlebih dahulu) Penduduk keluar dari rumah, makanan dan hewan peliharaan dilindungi dengan baik
§ Penentuan Route dan alur pengasapan
4. Operasional Pengasapan.
§ Tentukan petugas operator dan pemandu/-pendamping saat fogging
§ Peracikan dan Formulasi insektisida yang digunakan. Penggunaan malathion merupakan bahan terbesar, ada juga menggunakan Merk Vectron Solution, Cynoff dalam bentuk tepung dan Icon 25 EC dll.
Malathion murni Technical Grade Insecticides (TGI) dengan Dosis murni 438 gr sama dengan 500 ml setiap hektar dengan cara sebagai berikut : 1 liter malathion 96 % Emulsi Concentrate (EC) ditambahkan dengan 19 Liter solar (Menjadi 20 Liter larutan) campuran malathion 4,8 % untuk aplikasi ( 1 Berbanding 20 ) atau 1 liter malathion 50 % EC + 10 Liter Solar menjadi 11 Liter Malathion 4,5 %. Dengan prediksi Perhitungan Insektisida Bahan :
* Untuk kapasitas Tangki 5-6 Liter
* Asap yang keluar untuk Ukuran Nozzle :
1. 0,8 mm à 10 liter/jam
2. 0,9 mm à 14 liter/jam
3. 1,0 mm à 17 liter/jam
4. 1,1 mm à 20 liter/jam
5. 1,2 mm à 24 liter/jam
6. 1,4 mm à 30 liter/jam
§ Peralatan utama yang digunakan adalah mesin aplikator/ mesin fogging (Swingfog)
Peralatan lain seperti Corong, Jerican, Literan, Ember dan Pengaduk. Peralatan Proteksi antara lain. Masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet
3. Bahan
* Insektisida à Malathion, Vectron, Cynoff, Icon 25 EC dll.
* Pelarut (solar ataupun minyak tanah)
* Bahan Bakar (Premium)
* Sabun dan Air untuk cuci dan kebersihan
4. Kenali dan pastikan peralatan aplikasi dengan baik dan pelajari bagian dan fungsi dari peralatan. Periksa kelengkapan peralatan pendukung dan peralatan proteksi untuk keselamatan
5. Tentukan operator dan pendamping penunjuk alur fogging.
6. Personil lain melakukan persiapan space pengasapan rumah dan lingkungannya dengan perhatian makhluk hidup lain yang terkena (Ikan, Burung dan Ternak).
7. Untuk Rumah yang telah difogging personil lain segera menutup pintu dan memberi penjelasan kepada penghuni : à Tidak perlu membersihkan sisa pengasapan di dinding dan lantai, anjuran PSN & 3 M plus untuk menghilangkan sarang dan tempat istirahat nyamuk vektor.
8. Operator fogging dan pendamping menghidupkan mesin menuju bagian belakang rumah/ruangan pengasapan dengan posisi cerobong / knalpot mesing fogging selalu datar untuk mencegah percikan api.
9. Pengasapan dilakukan dengan berjalan mundur keluar menuju pintu utama dibantu pendamping sebagai pemandu alur dan sekaligus menutup pintu untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan aktif membunuh nyamuk vektor ± 30 – 60 menit baru masuk ruangan rumah.
10. Perhatikan kran asap dan cerobong jangan timbul percikan api
11. Setelah pengasapan tutup semua kran asap maupun kran cairan dan peralatan di dingin kan pada tempat yang jauh dari benda dan bahan yang dapat menimbulkan ledakan.
2. Penyemprotan (Spraying)
1. Peracikan dan Formulasi insektisida yang digunakan. malathion, Vectron Solution, Cynoff dalam bentuk tepung dan Icon 25 EC, lebacyde dll. Biasanya diguanakan dalam pengendalian Lalat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah dan Kecoak serta Residual Effect pada pemberantasan Malaria.
2. Peralatan utama yang digunakan adalah mesin aplikator /mesin spaying (Knapsack Sraying dan Sprayier Hudson)
Peralatan lain seperti Corong, Jerican, Literan, Ember dan Pengaduk Sudder Fly Grill, Cone trap/Fly Trap serta Counter dan Perangkap Kecoak .
Peralatan Proteksi antara lain. Masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet
3. Bahan
* Insektisida Malathion, Icon, dll
* Pelarut (air dan goloongan alkohol)
* Sabun dan Air untuk cuci dan kebersihan operator spraying
4. Operasional Penyemprotan
· Waktu pelaksanaan pada areal spraying harus dikonfirmasi dengan pengelola lokasi penghuni dan dan perangkat wilayah setempat (TPA, TPS Kantor dan perumahan)
· Kenali dan pastikan peralatan aplikasi dengan baik dan pelajari bagian dan fungsi dari peralatan. Periksa kelengkapan peralatan pendukung dan peralatan proteksi untuk keselamatan.
· Siapkan dan buat formulasi bahan untuk penyemprotan sesuai dosis dan kebutuhan.
· Mapping areal spraying dan sketsa /alur.
· Tentukan operator dan luas areal yang akan disemprot
· Untuk Rumah yang telah disemprot personil lain segera menutup pintu dan memebri penjelasan tentang :
Tidak perlu membersihkan sisa pengasapan di dinding dan lantai, anjuran PSN & 3 M plus untuk menghilangkan sarang dan tempat istirahat nyamuk vektor.
· Operator spraying memompa alat sesuai tekanan yang dibutuh sesuai space yang akan disemprot dan luas bidang semprot dengan posisi semburan (nozzle) bisa secara horizontal pada bidang maupun vertikal dengan jarak bidang semprot dengan operator memperhatikan pantulan bahan insektisida dan kecepatan angin untuk mengantisipasi bahan insektisida mengenai tubuh operator.
· Perhatikan sempburan alat semprot jangan sampai macet dan tersendat untuk mencgah bocornya tangkai nozzle yang bisa mengenai tubuh operator.
· Setelah berakhir penyempotan bersihkan seluruh peralatan yang digunakan dengan air bersih mengalir dan sabun lalu dikeringkan baru disimpan.
semoga bermanfaat......................... "salam kompak "
>> read more..
Upaya pengendalian serangga sebagai vektor penyakit terutama lalat dan nyamuk dapat dilakukan dengan menghilangkan tempat (habitat) sebagai sarang dan perlindungan lingkungan manusia dengan mencegah keberadaan vektor.
Upaya dan tindakan pencegahan serta pengendalian vektor bertujuan menekan populasi dan kepadatan vektor sampai batas yang tidak merugikan dan membahayakan kesehatan manusia yang bertujuan memutus mata rantai penularan agent penyakit.
Pengendalian vektor penyakit dengan bahan kimia menggunakan insektisida harus dilengkapi dengan peralatan aplikasi. Banyak cara yang dapat digunakan dalam aplikasi antara lain pengasapan (Fogging) dan penyemprotan (Spraying).
Upaya pengendalian ini sangat cocok dilaksanakan dalam kondisi :
1. Penanggulangan outbreak / wabah / Kejadian Luar Biasa (KLB) dimana peran vektor dalam menularkan bibit penyakit dapat diputus pada setiap fase hidup vektor
2. Terhadap vektor / serangga sasaran pengendalian sesuai kesukaan menggigit dan tempat menggigit (feeding)
3. Pada beberapa daerah pedesaan dan kota yang belum memiliki tata ruang (landscape) yang baik untuk mencegah keberadaan vektor.
4. Penggunaan larvasida yang menimbulkan kekhawatiran pencemaran konsumsi air bersih.
5. Pengendalian juga memberi gambaran upaya bermakna dalam membatasi dan menekan populasi, pergerakan dan distribusi vektor serta pola penularan penyakit berdasarkan prinsip-prinsip epidemiologis.
Pada panduan ini menjelaskan beberapa prinsip tentang :
1. Pengasapan (Fogging)
· Sistem Dingin (Cold System)
Sistem ini biasanya menggunakan alat aplikator Ultra Low Volume (ULV) berupa aerosol dingin yang disemprotkan dengan batuan kendaraan khusus sebagai space spraying yang menggunakan racun insektisida yang relatif lebih sedikit pada areal yang lebih luas.
Kondisi ini sangat cocok pada luar ruangan (outdoor) dengan cakupan areal ± 40 sampai dengan 50 hektar dengan jangkauan jarak pengasapan dan penyemprotan sampai dengan 100 meter dengan waktu operasional setiap siklusnya mencapai 3 jam.
· Sistem panas (Thermal System)
Sistem panas merupakan cara aplikasi insektisida bersama peralatannya menghasilkan panas yang keluar bersama asap/fog dari mesin aplikator dari pemecahan larutan insektisida yang disemburkan udara panas dari cerobong/knalpot hasil pembakaran dari mesin aplikator. Asap yang keluar dan kontak dengan udara serta bidang pengasapan terhadap vektor sasaran setelah dikontakan dengan efek sasaran akan lemah, jatuh dan mati (Knock Down Effect).
Penggunaan sistem ini sangat cocok di dalam ruangan (Indoor) karena efektifitasnya tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan cuaca seperti suhu, panas dan kecepatan angin yang ekstrim.
Pengasapan dapat dilakukan dengan mesin aplikator/mesin fogging dengan merek yang beragam, antara lain Swingfog SN 11, SN 50, Pulsfog, Dynafog, Jetfog dan Superfogger.
Insektisida yang umum digunakan adalah Malathion dalam larutan yang diencerkan sebanyak 4- 5 % Pelarut (Solar ataupun Minyak Tanah). Malathion murni Technical Grade Insecticides (TGI) dengan Dosis murni 438 gr sama dengan 500 ml setiap hektar dengan cara sebagai berikut :
Insektisida yang umum digunakan adalah Malathion dalam larutan yang diencerkan sebanyak 4- 5 % Pelarut (Solar ataupun Minyak Tanah).
Kabut (fog) ataupun asap yang mengandung percikan aerosol dengan ukuran berkisar 0,1 – 50 micron harus mengenai serangga (vektor) atau nyamuk sasaran yaitu tubuh nyamuk, dengan demikian fog yang diaplikasikan harus merata disemua areal/bidang fogging.
PRINSIP APLIKASI FOGGING
Diperlukan tim atau tenaga khusus yang bertanggung jawab dan mengetahui aspek perencanaan dan teknis operasional fogging.
Fogging dilaksanakan dalam pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) :
1. Fogging Focus
Merupakan kegiatan pengendalian nyamuk Aedes aegypti pada areal Kasus DBD dalam radius ± 100 m dari titik kasus (Rumah Penderita) dengan 2 kali siklus fogging antara ( 7 – 14 hari) biasanya diikuti dengan abatisasi.
2. Fogging Massal
Merupakan fogging yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pengendalian lainnya yaitu Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan Gerakan menguras, menutup, dan menimbun (3M plus). Fogging untuk nyamuk Anopheles dilakukan pada kasus Malaria yang tinggi dengan sasaran adalah rumah-rumah dalam areal tertentu.
1. Indikasi Daerah Pengasapan
- Adanya kasus/penderita terutama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang shock ataupun meninggal
- Jumlah kasus meningkat dalam periode waktu tertentu
2. Waktu Pengasapan
Waktu yang baik dilakukan pengasapan untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus adalah :
§ Pagi hari antara jam 06.00 sampai jam 11.00
§ Sore hari antara jam 16.00 sampai matahari terbenam.
Pengasapan harus memperhatikan keadaan sebagai berikut :
§ Jangan dilakukan pengasapan saat angin berhembus dengan kencang
§ Jangan dilakukan pengasapan saat akan turun hujan
§ Jangan dilakukan pengasapan saat Suhu udara tinggi (kondisi panas terik).
3. Persiapan Pengasapan
§ Pemetaan Wilayah operasional Fogging (Denah dan Alur Transportasi)
§ Penentuan Jadwal Pengasapan Siklus I maupun Siklus II
§ Persiapan Petugas, Peralatan dan Bahan Pengasapan
§ Penentuan Formulasi dan Konsentrasi serta besarnya Nozzle mesin aplikator
§ Persiapan Rumah-rumah (Pintu dan Jendela dibuka terlebih dahulu) Penduduk keluar dari rumah, makanan dan hewan peliharaan dilindungi dengan baik
§ Penentuan Route dan alur pengasapan
4. Operasional Pengasapan.
§ Tentukan petugas operator dan pemandu/-pendamping saat fogging
§ Peracikan dan Formulasi insektisida yang digunakan. Penggunaan malathion merupakan bahan terbesar, ada juga menggunakan Merk Vectron Solution, Cynoff dalam bentuk tepung dan Icon 25 EC dll.
Malathion murni Technical Grade Insecticides (TGI) dengan Dosis murni 438 gr sama dengan 500 ml setiap hektar dengan cara sebagai berikut : 1 liter malathion 96 % Emulsi Concentrate (EC) ditambahkan dengan 19 Liter solar (Menjadi 20 Liter larutan) campuran malathion 4,8 % untuk aplikasi ( 1 Berbanding 20 ) atau 1 liter malathion 50 % EC + 10 Liter Solar menjadi 11 Liter Malathion 4,5 %. Dengan prediksi Perhitungan Insektisida Bahan :
* Untuk kapasitas Tangki 5-6 Liter
* Asap yang keluar untuk Ukuran Nozzle :
1. 0,8 mm à 10 liter/jam
2. 0,9 mm à 14 liter/jam
3. 1,0 mm à 17 liter/jam
4. 1,1 mm à 20 liter/jam
5. 1,2 mm à 24 liter/jam
6. 1,4 mm à 30 liter/jam
§ Peralatan utama yang digunakan adalah mesin aplikator/ mesin fogging (Swingfog)
Peralatan lain seperti Corong, Jerican, Literan, Ember dan Pengaduk. Peralatan Proteksi antara lain. Masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet
3. Bahan
* Insektisida à Malathion, Vectron, Cynoff, Icon 25 EC dll.
* Pelarut (solar ataupun minyak tanah)
* Bahan Bakar (Premium)
* Sabun dan Air untuk cuci dan kebersihan
4. Kenali dan pastikan peralatan aplikasi dengan baik dan pelajari bagian dan fungsi dari peralatan. Periksa kelengkapan peralatan pendukung dan peralatan proteksi untuk keselamatan
5. Tentukan operator dan pendamping penunjuk alur fogging.
6. Personil lain melakukan persiapan space pengasapan rumah dan lingkungannya dengan perhatian makhluk hidup lain yang terkena (Ikan, Burung dan Ternak).
7. Untuk Rumah yang telah difogging personil lain segera menutup pintu dan memberi penjelasan kepada penghuni : à Tidak perlu membersihkan sisa pengasapan di dinding dan lantai, anjuran PSN & 3 M plus untuk menghilangkan sarang dan tempat istirahat nyamuk vektor.
8. Operator fogging dan pendamping menghidupkan mesin menuju bagian belakang rumah/ruangan pengasapan dengan posisi cerobong / knalpot mesing fogging selalu datar untuk mencegah percikan api.
9. Pengasapan dilakukan dengan berjalan mundur keluar menuju pintu utama dibantu pendamping sebagai pemandu alur dan sekaligus menutup pintu untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan aktif membunuh nyamuk vektor ± 30 – 60 menit baru masuk ruangan rumah.
10. Perhatikan kran asap dan cerobong jangan timbul percikan api
11. Setelah pengasapan tutup semua kran asap maupun kran cairan dan peralatan di dingin kan pada tempat yang jauh dari benda dan bahan yang dapat menimbulkan ledakan.
2. Penyemprotan (Spraying)
1. Peracikan dan Formulasi insektisida yang digunakan. malathion, Vectron Solution, Cynoff dalam bentuk tepung dan Icon 25 EC, lebacyde dll. Biasanya diguanakan dalam pengendalian Lalat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah dan Kecoak serta Residual Effect pada pemberantasan Malaria.
2. Peralatan utama yang digunakan adalah mesin aplikator /mesin spaying (Knapsack Sraying dan Sprayier Hudson)
Peralatan lain seperti Corong, Jerican, Literan, Ember dan Pengaduk Sudder Fly Grill, Cone trap/Fly Trap serta Counter dan Perangkap Kecoak .
Peralatan Proteksi antara lain. Masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet
3. Bahan
* Insektisida Malathion, Icon, dll
* Pelarut (air dan goloongan alkohol)
* Sabun dan Air untuk cuci dan kebersihan operator spraying
4. Operasional Penyemprotan
· Waktu pelaksanaan pada areal spraying harus dikonfirmasi dengan pengelola lokasi penghuni dan dan perangkat wilayah setempat (TPA, TPS Kantor dan perumahan)
· Kenali dan pastikan peralatan aplikasi dengan baik dan pelajari bagian dan fungsi dari peralatan. Periksa kelengkapan peralatan pendukung dan peralatan proteksi untuk keselamatan.
· Siapkan dan buat formulasi bahan untuk penyemprotan sesuai dosis dan kebutuhan.
· Mapping areal spraying dan sketsa /alur.
· Tentukan operator dan luas areal yang akan disemprot
· Untuk Rumah yang telah disemprot personil lain segera menutup pintu dan memebri penjelasan tentang :
Tidak perlu membersihkan sisa pengasapan di dinding dan lantai, anjuran PSN & 3 M plus untuk menghilangkan sarang dan tempat istirahat nyamuk vektor.
· Operator spraying memompa alat sesuai tekanan yang dibutuh sesuai space yang akan disemprot dan luas bidang semprot dengan posisi semburan (nozzle) bisa secara horizontal pada bidang maupun vertikal dengan jarak bidang semprot dengan operator memperhatikan pantulan bahan insektisida dan kecepatan angin untuk mengantisipasi bahan insektisida mengenai tubuh operator.
· Perhatikan sempburan alat semprot jangan sampai macet dan tersendat untuk mencgah bocornya tangkai nozzle yang bisa mengenai tubuh operator.
· Setelah berakhir penyempotan bersihkan seluruh peralatan yang digunakan dengan air bersih mengalir dan sabun lalu dikeringkan baru disimpan.
semoga bermanfaat......................... "salam kompak "